BOOM..!!
terdengar suara ledakan dari pusat kota Grim City, ledakan besar itu terdengar
ke seluruh kota Grim City, menimbulkan kepanikan dan membuat semua warga yang
ada di pusat kota lari kocar-kacir. Banyak masyarakat tewas yang disebabkan
oleh ledakan tersebut, BOOM..!! Ledakan kedua terdengar dari tempat yang sama,
ledakan yang dikira disebabkan oleh bom dari para teroris menarik perhatian
warga yang disekitar pusat kota yang ingin tahu ledakan apa itu. Layar besar
yang terpampang di salah satu gedung terlihat gambar yang diambil di atas pusat kota Grim city
menggunakan sebuah helikopter yang menampilkan ledakan dari pusat kota.
Terdengar suara sirine dari puluhan mobil polisi militer yang bergegas menuju ke
lokasi ledakan, tak diduga suara ledakan yang awalnya disebabkan oleh bom
teroris ternyata adalah ulah monster yang mengejutkan seluruh anggota polisi
militer yang ada di lokasi. Monster besar dengan tulang-tulang yang menonjol
ditubuhnya dan tinggi sekitar 3 meter yang memiliki sebuah senjata semacam
meriam besar yang melekat pada bahunya, terus-menerus menembak ke segala arah
dan menghancurkan bangunan yang ada di sekitarnya.
Para
anggota polisi militerpun mempersiapkan senjata dan membentuk formasi untuk melakukan
penyerangan terhadap monster itu, aksi baku tembakpun terjadi, 1, 2, 3 hingga
ratusan peluru yang ditembakan ke arahnya, monster itupun merubah tangan
kirinya menjadi sebuah tameng besar untuk menahan tembakan. Monster ini
berbalik menyerang dengan menggunakan meriam angin besar yang ada pada bahunya,
BOOM..!! belasan mobil polisi militer meledak dan terlontar ke atas. Banyak
anggota polisi militer yang tewas, “Ah..sial,
jadi ledakan besar itu bersal dari senjata si monster gila itu!” ucap salah
satu anggota polisi militer dengan nada panik. Sudah setengah jam saling serang
polisi militer kualahan karena tidak dapat melumpuhkan monster itu bahkan
korban yang tewas semakin bertambah. Polisi militer berhenti menembak dalam
beberapa menit karena persediaan senjata telah habis dan memanggil bantuan ke
kantor pusat dengan meminta mengirimkannya sebuah tank.
Setelah
beberapa menit terdiam, para polisi militer terkejut dengan kemunculan seorang
anak laki-laki di hadapan monster secara tiba-tiba. “Hey nak! Pergi dari sana, nanti kau bisa mati!” salah satu
polisi berteriak kepada anak itu. “Hey..
bapak-bapak sekalian, istirahat dan minum teh saja sana! Monster ini biar aku
yang tangani!” ucap si anak yang bernama Jun. Jun menatap monster dengan
wajah menantang sambil berkata “hm.. Jadi
kau makhluk ciptaan dokter Gero yang sempurna itu? Ahh.. makhluk menjijikan
sepertimu tidak pantas hidup di tempat
seperti ini, pergi minum susu sana dengan ibumu si dokter sinting itu". Dengan raut wajah kesal atas
ledekan Jun, monster berkata “jadi kau
tahu dia? Dokter itu sudah mati ditanganku, dan aku telah menciptakan
monster-monster lainnya, monster yang tidak dapat diketahui karena wujudnya
seperti manusia” ucap monster itu
sambil bersiap untuk menyerang begitu juga dengan Jun yang mengenakan memakai
masker wajah dan kemeja merah kotak-kotak dipadu dengan celana denim dengan
headphone yang digantungkan di lehernya
sambil membawa tas kecil dipunggungnya menyisihkan lengan kemejanya itu sampai
siku dan bersiap menyerang.
Tangan
kanan Jun berubah menjadi sebuah pedang besar, monster itupun terkejut lalu berkata
dengan suara menggeram “kau juga salah
satu ciptaannya?” “ya, tapi aku bukan ciptaannya yang sempurna, karena aku
setengah manusia setengah monster” ucap Jun. Jun mulai berlari menyerangnya
dan monster itu melontarkan tembakan angin ke arah Jun, BOOM.. BOOM.. !!
puluhan tembakan dari si monster tapi serangan itu tidak mengenai Jun sama
sekali karena dengan kecepatan dan kegesitan Jun dapat mudah menghindarinya.
Jun melakukan serangan balik, melihat ada celah besar dia melompat ke arah belakang
monster dan menebas punggungnya, cairan ungu berceceran keluar dari punggung si
monster itu adalah darahnya.
Merasa
sakit dan kesal monster itu tak mau kalah darinya monster itu berlari ke arah
Jun dan menyerangnya, puluhan kali menyerang Jun dapat menghindari serangan si
monster. Tapi saat itu Jun melakukan kesalahan karena membuka celah untuk si
monster, BUGG!!.. satu pukulan keras monster mengenai tubuh Jun, iapun
terlempar kepuing-puing bangunan yang telah hancur akibat ledakan tadi. “Ah sial” ucap Jun yang terbaring
kesakitan. Monster itu menghampirinya dan memegang kaki Jun lalu mengangkatnya
keluar dari puing bangunan.
Ternyata
berbaring sambil kesakitan di puing
bangunan itu hanya akal-akalan Jun saja agar monster itu menghampirinya. Seketika
itu tangan kiri Jun berubah menjadi sebuah meriam dan menembak ke wajah si
monster. Moster itu terpental sambil memegang wajahnya, tembakan yang di
sebabkan Jun membuat monster itu lengah dan memberikan celah untuk Jun. Berlari
ke arah monster, tangan kanan Jun yang awalnya sebuah pedang besar seketika
berubah menjadi sebuah palu besar, melompat ke arah monster itu dan melakukan
pukuan berputar dengan palu besar tepat dikepalanya. BUGG!!.., monster itupun
masih sanggup berdiri kesakitan dan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk
dan ini adalah kesempatan Jun untuk menghabisinya. Berdiri di hadapan monster,
Jun mengulurkan kedua tangannya tepat di depan jantung monster itu dan kedua
tangannya menyatu hingga membuat sebuah meriam besar. “3, 2, 1 BINGGO!” BOOM..!!, tembakan Jun mengenai jantung dan
membuat lubang besar di dada kirinya sehingga membuat monster itu jatuh
kebelakang tak berdaya.
Para
anggota polisi militer yang sedang menyaksikannya terkesima melihat aksi Jun
mengalahkan monster itu dengan mudah,
sorak-sorai kegembiraan dari masyarakat sekitar menghampiri Jun. Jun berlari
untuk menghindari kerumunan masyarakat karena tidak ingin masyarakat mengetahui
identitasnya. Sehari setelah penyerangan monster, banyak media yang
membicarakan dan bertanya-tanya, polisi menyatakan “monster tersebut tidak
jelas asal kedatangannya dari mana begitu juga dengan anak laki-laki yang
mengalahkan monster itu kemarin dan kami akan melakukan pemeriksaan penuh mengenai
monster itu dengan melakukan otopsi”. Jun nampak tersenyum melihat berita itu
dan mendapatkan pujian hebat dari teman-temannya yang juga mempunyai kekuatan
seperti Jun.