Sianida atau Natrium Sianida (NaCN), merupakan bahan kimia berbentuk
kristal kubus atau serbuk, granule, tidak berwarna hingga putih, berbau
seperti almond. Jika kering tidak berbau, tetapi jika menyerap air berbau sianida.
Bahan
kimia ini berakibat fatal bila terhirup atau tertelan. sianida
menyerang semua jaringan sehingga tidak terjadi pertukaran oksigen atau
disebut mengalami hipoksia yakni kekurangan oksigen dalam jaringan.
Spesialis Jantung RS Bunda, Dr. Dicky Armein Hanafy mengatakan,"Sianida
merupakan racun paling mematikan yang merusak sistem saraf sentral dan
sistem saraf otot."
Sianida banyak digunakan sebagai insektisida dan mitisida, atau untuk
fumigasi dan digunakan untuk mengekstraksi emas dan perak di
pertambangan.
Bahan kimia ini juga mudah untuk terhirup. Ketika
dilarutkan atau dibakar, ia melepaskan zat yang sangat beracun, yakni
hidrogen gas sianida.
Terpapar senyawa sianida dalam konsentrasi rendah dengan jangka
waktu yang lama, dapat menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala,
kelemahan, mual, pusing dan gejala iritasi pada saluran pernafasan
bagian atas.
Menelan Sianida dalam dosis yang sangat besar dapat
mengakibatkan kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, seringkali
disertai kejang dan kematian, umumnya dalam jangka waktu 1 – 15 menit.
Konsentrasi
yang lebih rendah dapat mengakibatkan korosi pada selaput lendir
lambung, bau amandel yang tidak enak pada nafas, rasa terbakar, rasa
tercekik pada tenggorokan, erupsi noda bintik pada wajah, pengeluaran
air liur, mual dengan atau tanpa disertai muntah, kegelisahan, rasa
bingung, pusing, perasaan gamang, rasa lemah, sakit kepala, denyut nadi
cepat, palpitasi, kekakuan pada rahang bagian bawah, dan opisthotonos,
Laju dan kedalaman pernafasan umumnya meningkat pada awalnya, dan
kemudian menjadi lambat dan terengah-engah.
Selain itu, juga
dapat menyebabkan pengeluaran urin diluar kemauan serta diare. Pada
tahapan kejang-kejang, dapat diikuti dengan kelumpuhan. Bola mata dapat
menonjol keluar dan manik mata dapat menjadi tidak reaktif. Kerusakan
terhadap saraf optik dan retina, serta kebutaan kemungkinan dapat
terjadi. Mulut dapat berbusa, yang terkadang disertai darah, merupakan
indikasi terjadinya edema paru.
Jika kematian terjadi, biasanya
dalam jangka waktu 4 jam dan dapat disebabkan karena terhentinya fungsi
sistem pernafasan atau anoreksia pada jaringan. Gejala lain dapat
meliputi nyeri dada, bicara tidak teratur, dan tahapan stimulasi pada
susunan saraf pusat yang bersifat sementara yang disertai hypernea dan
sakit kepala.
Sedangkan jika menelan senyawa sianida dalam
konsentrasi amat rendah dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual dan pusing.
sumber : http://nationalgeographic.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar