Jumat, 15 April 2016

The Teelfter

BOOM..!! terdengar suara ledakan dari pusat kota Grim City, ledakan besar itu terdengar ke seluruh kota Grim City, menimbulkan kepanikan dan membuat semua warga yang ada di pusat kota lari kocar-kacir. Banyak masyarakat tewas yang disebabkan oleh ledakan tersebut, BOOM..!! Ledakan kedua terdengar dari tempat yang sama, ledakan yang dikira disebabkan oleh bom dari para teroris menarik perhatian warga yang disekitar pusat kota yang ingin tahu ledakan apa itu. Layar besar yang terpampang di salah satu gedung terlihat gambar yang  diambil di atas pusat kota Grim city menggunakan sebuah helikopter yang menampilkan ledakan dari pusat kota. Terdengar suara sirine dari puluhan mobil polisi militer yang bergegas menuju ke lokasi ledakan, tak diduga suara ledakan yang awalnya disebabkan oleh bom teroris ternyata adalah ulah monster yang mengejutkan seluruh anggota polisi militer yang ada di lokasi. Monster besar dengan tulang-tulang yang menonjol ditubuhnya dan tinggi sekitar 3 meter yang memiliki sebuah senjata semacam meriam besar yang melekat pada bahunya, terus-menerus menembak ke segala arah dan menghancurkan bangunan yang ada di sekitarnya.
Para anggota polisi militerpun mempersiapkan senjata dan membentuk formasi untuk melakukan penyerangan terhadap monster itu, aksi baku tembakpun terjadi, 1, 2, 3 hingga ratusan peluru yang ditembakan ke arahnya, monster itupun merubah tangan kirinya menjadi sebuah tameng besar untuk menahan tembakan. Monster ini berbalik menyerang dengan menggunakan meriam angin besar yang ada pada bahunya, BOOM..!! belasan mobil polisi militer meledak dan terlontar ke atas. Banyak anggota polisi militer yang tewas, “Ah..sial, jadi ledakan besar itu bersal dari senjata si monster gila itu!” ucap salah satu anggota polisi militer dengan nada panik. Sudah setengah jam saling serang polisi militer kualahan karena tidak dapat melumpuhkan monster itu bahkan korban yang tewas semakin bertambah. Polisi militer berhenti menembak dalam beberapa menit karena persediaan senjata telah habis dan memanggil bantuan ke kantor pusat dengan meminta mengirimkannya sebuah tank.
Setelah beberapa menit terdiam, para polisi militer terkejut dengan kemunculan seorang anak laki-laki di hadapan monster secara tiba-tiba. “Hey nak! Pergi dari sana, nanti kau bisa mati!” salah satu polisi berteriak kepada anak itu. “Hey.. bapak-bapak sekalian, istirahat dan minum teh saja sana! Monster ini biar aku yang tangani!” ucap si anak yang bernama Jun. Jun menatap monster dengan wajah menantang sambil berkata “hm.. Jadi kau makhluk ciptaan dokter Gero yang sempurna itu? Ahh.. makhluk menjijikan sepertimu tidak pantas  hidup di tempat seperti ini, pergi minum susu sana dengan ibumu si dokter sinting  itu". Dengan raut wajah kesal atas ledekan Jun, monster berkata “jadi kau tahu dia? Dokter itu sudah mati ditanganku, dan aku telah menciptakan monster-monster lainnya, monster yang tidak dapat diketahui karena wujudnya seperti manusia” ucap monster  itu sambil bersiap untuk menyerang begitu juga dengan Jun yang mengenakan memakai masker wajah dan kemeja merah kotak-kotak dipadu dengan celana denim dengan headphone yang digantungkan  di lehernya sambil membawa tas kecil dipunggungnya menyisihkan lengan kemejanya itu sampai siku dan bersiap menyerang.
Tangan kanan Jun berubah menjadi sebuah pedang besar, monster itupun terkejut lalu berkata dengan suara menggeram “kau juga salah satu ciptaannya?” “ya, tapi aku bukan ciptaannya yang sempurna, karena aku setengah manusia setengah monster” ucap Jun. Jun mulai berlari menyerangnya dan monster itu melontarkan tembakan angin ke arah Jun, BOOM.. BOOM.. !! puluhan tembakan dari si monster tapi serangan itu tidak mengenai Jun sama sekali karena dengan kecepatan dan kegesitan Jun dapat mudah menghindarinya. Jun melakukan serangan balik, melihat ada celah besar dia melompat ke arah belakang monster dan menebas punggungnya, cairan ungu berceceran keluar dari punggung si monster itu adalah darahnya.
Merasa sakit dan kesal monster itu tak mau kalah darinya monster itu berlari ke arah Jun dan menyerangnya, puluhan kali menyerang Jun dapat menghindari serangan si monster. Tapi saat itu Jun melakukan kesalahan karena membuka celah untuk si monster, BUGG!!.. satu pukulan keras monster mengenai tubuh Jun, iapun terlempar kepuing-puing bangunan yang telah hancur akibat ledakan tadi. “Ah sial” ucap Jun yang terbaring kesakitan. Monster itu menghampirinya dan memegang kaki Jun lalu mengangkatnya keluar dari puing bangunan.
Ternyata berbaring sambil kesakitan di  puing bangunan itu hanya akal-akalan Jun saja agar monster itu menghampirinya. Seketika itu tangan kiri Jun berubah menjadi sebuah meriam dan menembak ke wajah si monster. Moster itu terpental sambil memegang wajahnya, tembakan yang di sebabkan Jun membuat monster itu lengah dan memberikan celah untuk Jun. Berlari ke arah monster, tangan kanan Jun yang awalnya sebuah pedang besar seketika berubah menjadi sebuah palu besar, melompat ke arah monster itu dan melakukan pukuan berputar dengan palu besar tepat dikepalanya. BUGG!!.., monster itupun masih sanggup berdiri kesakitan dan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk dan ini adalah kesempatan Jun untuk menghabisinya. Berdiri di hadapan monster, Jun mengulurkan kedua tangannya tepat di depan jantung monster itu dan kedua tangannya menyatu hingga membuat sebuah meriam besar. “3, 2, 1 BINGGO!” BOOM..!!, tembakan Jun mengenai jantung dan membuat lubang besar di dada kirinya sehingga membuat monster itu jatuh kebelakang tak berdaya.
Para anggota polisi militer yang sedang menyaksikannya terkesima melihat aksi Jun mengalahkan monster  itu dengan mudah, sorak-sorai kegembiraan dari masyarakat sekitar menghampiri Jun. Jun berlari untuk menghindari kerumunan masyarakat karena tidak ingin masyarakat mengetahui identitasnya. Sehari setelah penyerangan monster, banyak media yang membicarakan dan bertanya-tanya, polisi menyatakan “monster tersebut tidak jelas asal kedatangannya dari mana begitu juga dengan anak laki-laki yang mengalahkan monster itu kemarin dan kami akan melakukan pemeriksaan penuh mengenai monster itu dengan melakukan otopsi”. Jun nampak tersenyum melihat berita itu dan mendapatkan pujian hebat dari teman-temannya yang juga mempunyai kekuatan seperti Jun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar