Senin, 31 Maret 2014

Kebudayaan Dnan Masalah Makna Hidup



Pendahuluan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan bisa dibilang merupakan kebiasaan manusia untuk memenuhi kehidupan. Budaya selalu berdampingan dengan hidup. Tentu saja banyak sekali makna kehidupan yang kita dapat. Setiap masalah yang datang ke dalam kehidupan kita membawa kekuatan sendiri yang akan memperkuat diri kita dari waktu ke waktu
Disini saya akan menjelaskan apaitu budaya? Dan apa pengertian dari makna hidup? Berikut akan saya jelaskan pengertian dari keduanya karena memang tujuan tulisan ini saya buat adalah untuk memaparkan dan menjelaskan secara terperinci kepada masyarakat.
Apabila masyarakat sudah memahami maksud dari kebudayaan dan makna hidup itu sendiri, mereka dapat mempraktekan dan dapat lebih mengerti tentang kebudayaan yang mereka punya, selain itu dengan mengetahui makna dari kehidupan, masyarakat dapat lebih dapat bersyukur atas apa yang mereka punya, termasuk kebudayaan.

Pembahasan

            Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Andreas Eppink berpendapat bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain.
Edward Burnett Tylor berpendapat bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi berpendapat bahwa kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Makna hidup bisa dibilang proses penemuan hakekat yang sangat berarti bagi setiap orang. Manusia didalam kehidupan tentu pernah memiliki masalah yang dapat membuat mereka dapat menemukan jati diri dan termotivasi untuk meraih tujuan. Masalah  sudah menjadi bagian dari hidup, kita tidak akan bisa menjauh atau kabur darinya, semakin kita kabur artinya kita menunda untuk menyelesaikannya. Masalah menjadi hal yang bisa membuat seseorang itu kuat atau sebaliknya lemah dan terjatuh. Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Masalah bisa menjadi bom yang akan meledak sewaktu-waktu memporak porandakan kehidupan kita jika kita tidak menjadikannya kekuatan. Setiap masalah yang datang ke dalam kehidupan kita membawa kekuatan sendiri yang akan memperkuat diri kita dari waktu ke waktu.

Penutup

Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kita harus mengerti bahwasannya memang ada beberapa orang yang datang ke dalam hidup kita dan saya percaya itu dikirim oleh Tuhan untuk memberikan kita masalah, mengacaukan segalanya akan tetapi maksud Tuhan mengirimkannya bukanlah untuk membuat kita menderita melainkan menjadikan kita manusia yang lebih kuat, lebih baik dan tentu saja agar kita belajar menjadi lebih bijaksana. 

Referensi 

Nama : Garuda Firmansyah
NPM : 13113658
Kelas : 1KA08

Minggu, 30 Maret 2014

Menumbuhkan Budaya Lokal Dalam Perguruan Tinggi



Pendahuluan

Budaya asli kebudayaan Nasional Indonesia biasanya didefinisikan sebagai budaya lokal, berbagai macam keragaman yang ada di Indonesia dari sebuah kelompok masyrakat lokal di setiap daerah di Indonesia. Akan tetapi di zaman modern sekarang budaya lokal agak terlupakan pada pengaruh masuknya budaya asing ke Indonesia. Perkembangan budaya lokal di Indonesia juga mempengaruhi generasi muda di seluruh wilayah Indonesia dalam menjaga, melestarikan, dan menanam nilai budaya lokal. Masyarakat yang ada didalamnya semakin hari semakin terpengaruh dan lebih nyaman dengan budaya masyarakat luar, tidak terkecuali bagi seorang pelajar ataupun mahasiswa.
Lalu apa yang dimaksud dengan budaya lokal itu sendiri? Apa pengaruh budaya lokal terhadap generasi muda Indonesia? Apa dampak budaya asing tehadap budaya lokal di Indonesia? Dan bagaimana cara generasi muda menjaga dan menanamkan nilai nilai yang ada pada budaya lokal di Indonesia? Saya akan menjelaskan hal-hal yang menjadi pertanyaan tersebut melalui tulisan ini.
Maksud dari tujuan penulisan ini agar para pembaca di blog saya bisa mengetahui tentang apa itu budaya lokal di Indonesia, apa pengaruh budaya lokal di generasi muda Indonesia, dampak budaya asing terhadap budaya lokal yang telah masuk ke Indonesia, serta bagaimana generasi muda termasuk saya sendiri menjaga, melestarikan, dan menanamkan norma dan nilai yang ada di budaya lokal itu agar budaya lokal tetap di budidayakan dan tidak di lupakan oleh masyarakat Indonesia.

Pembahasan

                Budaya lokal adalah suatu hidup masyrakat Indonesia yang berkembang dan di miliki bersama oleh sebuah kelompok yang ada di setiap daerah di indonesia dan di wariskan dari generasi ke generasi secara turun menurun agar dapat dilestarikan dan dipelajari oleh generasi selanjutnya. Budaya lokal juga sebagai  ciri khas di daerah daerah yang ada di Indonesia, seperti daerah Sumatra utara yang memiliki ciri khas berbicara keras dan bermayoritaskan suku batak, Ciri khas itu lah salah satu yang menyebabkan terjadi nya budaya budaya yang ada di Indonesia. Ggenerasi muda juga ikut berperan dalam budaya lokal. Peran generasi muda dalam budaya lokal Indonesia sangat banyak, seperti  melestarikan budaya – budaya lokal yang ada di Indonesia dan memajukan daerah daerah yang ada di Indonesia dengan budaya nya.
Ada beberapa cara peran pemuda dalam memajukan, menjaga, dan melestarikan budaya daerah nya, seperti :
      1.       Memperkuat Pendirian dan Akidah
      2.       Meningkatkan Intelektualitas
      3.       Generasi Muda Sebagai Aset Masa Depan
      4.       Kesadaran Masryrakat Melestarikan Budaya
Adapun dampak dari budaya lokal terhadap Indonesia dan Generasi muda. Dampak positif dari budaya lokal terhadap Indonesia yaitu kita dapat mempelajari tentang budaya kita sendiri jadi kita bisa mengetahui lebih banyak tentang budaya lokal Indonesia agar bisa menjaga dan melestarikan nya di dunia, jika kita mengenal tentang budaya kita sendiri kita dapat memperkenalkan dan memperlihatkan budaya kita ke negara lain, bangga memiliki budaya yang di wariskan oleh leluhur untuk perilaku sifat yang bisa menjadi baik. Adapun dampak negativnya dapat menghilangkan budaya asli Indonesia, memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena masuk ada nya percampuran budaya lokal dengan budaya asing, Tidak ada nya penerus yang mempertahan dan melestarikan budaya lokal Indonesia, Remaja di Indonesia semakin merasa bebas dan berkurang nya perilaku perilaku kesopanan, dan tidak saling menghormati antara orang lebih tua dan lebih muda.
Sebegai generasi muda bangsa Indonesia yang bakal meneruskan budaya yang ada di Indonesia sudah seharus nya menggali potensi dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi kebudayaan daerah yang sebagian besar sudah tergeserkan oleh nilai budaya asing. Kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia sudah seharus nya berpikir untuk menghidupkan kembali budaya budaya yang mulai punah, sehingga budaya yang punah itu bisa di bangkitkan dan di kenal lagi oleh penerus kita agar tidak di plagiatkan oleh Negara lain.

Penutup

                Walaupun di Indonesia terdapat banyak sekali keanekaragaman budaya, tidak meminilisir kemungkinan masuknya budaya asing ke Indonesia. dapat di simpulkan bahwa pengaruh budaya lokal di Indonesia berpengaruh besar terhadap generasi muda Indonesia. Jadi, generasi muda Indonesia harus bisa menanamkan nilai-nilai budaya lokal serta menjadi landasan hidup mereka untuk selalu mengingat pada norma – norma dan aturan yang ada di masyrakat Indonesia dan bisa bangga, melestarikan, dan membudidayakan budaya Indonesia dan serta menjauhi dampak negative dari kebudayaan asing.

Referensi

http://naringgoyudo.wordpress.com/2013/06/30/pengaruh-budaya-lokal-terhadap-generasi-muda-bab-i-pendahuluan-1-1/

Nama : Garuda Firmansyah
Npm : 13113658
Kelas : 1KA08 

Agama Dalam Membangun Budaya Lokal

Agama Dalam Membangun Budaya Lokal



Pendahuluan


Islam di Indonesia merupakan mayoritas terbesar ummat Muslim di dunia. Ada sekitar 85,2% atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesi bukanlah negara yang berasaskan Islam. Masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai saat ini. Mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan waktu kedatangannya.
Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana agama islam dapat masuk ke Indonesia? Siapa yang membawa agama atau ajaran Islam masuk ke Indonesia? Dan kapan agama islam masuk ke Indonesia?. Disini saya akan menjelaskannya, tujuannya adalah agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana peranan agama dalam budaya lokal.

Tidak hanya itu, penulisan ini ditujukan agar masyarakat lebih peduli terhadap perkembangan budaya dan bisa mengerti bahwa agama sangatlah berperan didalamnya. Secara terperinci, tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang peranan agama dalam membangun budaya lokal dan untuk mengetahui lebih rinci perkembangan budaya itu sendiri.

Pembahasan


Pada awalnya, Mengenai tempat asal kedatangan Islam ke Indonesia, dikalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori besar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13-M dipercaya datang dari wilayah Gujarat – India. Kedua teori Makkah. Pada abad ke 7-M dipercaya bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Timur Tengah yang melalui jasa pedagang arab. Ketiga teori Persia. Sekitar abad 13-M islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara.
Ahli Sejarah Baratpun beranggapan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad 13-M adalah tidak benar. Pada tahun 674-M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, memerintahkan mengirimkan utusannya ke tanah Jawa yaitu ke Jepara. Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam.
Menurut pendapat sebagian orang besar teori masuknya islam ke Indonesia melalui pedagang gujarat adalah tidaklah benar. Apabila benar maka tentunya Islam yang akan berkembang kebanyakan di Indonesia adalah aliran Syi'ah karena Gujarat pada masa itu beraliran Syiah, akan tetapi kenyataan Islam di Indonesia didominasi Mazhab Syafi'i. Sanggahan lain adalah bukti telah munculnya Islam pada masa awal dengan bukti Tarikh Nisan Fatimah binti Maimun (1082M) di Gresik.

Dengan kesempurnaan Islam yang tidak ada pemisahan antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan oleh para ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri  menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang.

Pada akhir abad 19 muncul ideologi pembaruan Islam oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh. Ulama-ulama Minangkabau yang belajar di Kairo, Mesir banyak berperan dalam menyebarkan ide-ide tersebut, diantaranya adalah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Sumatera Thawalib (1915). Pada tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura dan lima tahun kemudian, di Padang terbit koran dwi-mingguan al-Munir.

Penutup


Mengenai masuknya Islam ke Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori besar yaitu Teori Gujarat, Teori Makkah dan Teori Persia. Dengan mayoritas berpenduduk Muslim, politik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan peranan umat Islam. Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun ada beberapa daerah yang diberikan keistimewaan untuk menerapkan syariat Islam, seperti Aceh. Seiring berjalannya waktu, Islam banyak bermunculan dengan wajah yang berbeda-beda. Namun hal tersebut bukan masalah selagi substansinya tidak bergeser.


Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Indonesia

Nama : Gauda Firmansyah
NPM: 13113658
Kelas : 1KA08